Kisahku


Dulu ketika aku masih SMU pernah mencintai seorang gadis Bernama Jumyati, dia gadis cantik, lugu, dan baik. Cuma waktu itu aku gak sempat katakan kalau aku cinta dia, aku hanya memendam rasa cintaku selama aku SMU. Dia adik kelasku, saat pertama aku ketemu dia aku telah tertarik dengannya, rasa cintaku muncul ketika aku kelas 2 SMU, namun aku tau kalau dia punya pacar kakak kelasku. Aku selalu berusaha membuang jauh rasa cintaku, namun aku tetap gak bisa, aku berusaha tidak menampakkan kalau aku cinta dia. Hari-hariku bersama dia hanyalah sebatas teman akrab, emang aku memberikan perhatian yang lebih terhadapnya. Hingga aku lulus SMU dan aku tahu bahwa dia telah putusan ama pacarnya, aku coba lebih akrab dengannya, sepertinya dia ngerasa kalau aku suka sama dia, aku tetap gak bisa mengatakan rasa cintaku karena aku gak PD. Sampai suatu ketika aku bertemu dengan seorang gadis Yang bernama Imala, di perkenalkan oleh pacar temenku, saat aku kenalan, aku seneng banget ketemu cewek kayak dia, mudah mengenal, supel, cantik, dan selalu memberikan respon positive terhadap lawan bicara. Di saat itulah akupun menaruh rasa cinta padanya, awalnya hanya saling titip salam, janjian ketemu, jalan-jalan, bercerita kesana kemari hingga akhirnya aku beranikan diri untuk katakan "kalau aku cinta padanya". Pucuk di cinta ulampun tiba, Imala merespon positive terhadap ungkapan cintaku, walaupun kami belum lama berkenalan, hanya hitungan hari, sekitar 7 hari, aku dan dia telah saling jatuh cinta. Waktu yang terlalu singkat untuk saling mengenal dan mengatakan "Aku cinta padamu". Namun begitulah kisah cintaku dengan Imala, walaupun singkat tapi waktu yang singkat itu yang membuat aku dan dia ngerasa ada yang istimewa dari perjalanan cintaku dengannya. Sejenak aku lupa dengan gadis yang bernama Jumyati, yang aku cintai semenjak aku kelas 2 SMU. Belum lama aku jadian dengan Imala, akupun harus meninggalkannya karena aku harus menempuh pendidikan di pulau lain. Komunikasiku hanya melalui surat dan telepon. Saat aku jauh dengan Imala kembali aku teringat dengan gadis yang aku cintai semenjak SMU, Jumyati. Aku coba membangun kembali hubungan persahabatan yang terputus karena jarak yang jauh lewat surat, karena waktu itu HP belum begitu ngetren (Maklum agak JADUL). Dia ngerespon baik, benih-benih cinta di hatiku timbul kembali terhadap Jumyati. Aku kaget ketika temen-temennya bilang sama aku kalau sebenarnya Jum itu suka sama aku, tapi dia hanyalah seorang wanita yang gak mungkin mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu. Dia hanya bisa curhat ama temennya. Aku jadi bingung apakah aku akan melanjutkan untuk nembak dia sementara aku masih punya pacar, Imala. Kini ada dua gadis yang harus aku kunjungi ketika aku pulang liburan aku makin bimbang yang mana yang harus aku pertahankan. Sampai akhirnya Jumyati tau bahwa aku punya pacar, dia tidak mau menggangguku, tapi dia tetap tidak mau menolak ajakanku kalau aku ngajak jalan atau aku kerumahnya. Hari raya aku punya liburan yang lumayan panjang, aku coba kerumah jumyati dan ngajak dia jalan, aku banyak bercerita tentang aku dan masalaluku, aku cerita kalau aku cinta ama dia sejak aku SMU, tapi aku juga bilang kalau saat ini aku masih pacaran ama Imala, dia kecewa karena aku udah punya pacar. Aku makin bingung, kepada siapa aku harus melanjutkan cintaku. Apakah aku akan tetap mempertahankan cintaku terhadap Imala yang baru aku kenal, Ataukah aku pertahankan cintaku untuk gadis yang aku cintai semenjak SMU. Aku sangat bingung mau pilih yang mana?? Setelah aku lulus pendidikan dan bekerja di sebuah perusahaan Migas, saatnya aku harus memilih, aku gak boleh mempermainkan perasaan orang seenakku sendiri, aku gak boleh terus memberikan harapan yang gak jelas pada Jumyati. Orang tuaku menganjurkan aku agar segera menikah, Aku tambah pusing, aku gak mungkin menikahi keduanya, karena gak mungkin mereka mau. Aku minta tangggapan orang tuaku, lelah memikirkan pilihan, aku menyerahkannya pada orang tuaku. Entah atas pertimbangan apa, orang tuaku menentukan pilihan untukku, meraka menyarankan aku untuk menikah dengan Imala, aku gak punya pilihan, karena orang tuaku memilihnya, lagian aku juga mencintainya, kan gak jadi masalah, orang yang di cintai jadi pilihan orang tuaku, udah jodoh kali ya... Berangsur-angsur aku menjauhi Jumyati, hubunganku hanya sebatas telpon, alasan aku sibuk di pekerjaan yang baru. Tanpa memberitahu Jumyati aku melamar Imala dan menikahinya. Akhirnya Jumyati tau kalau aku telah menikah dengan Imala, kala itu rasa senang sebagai pengantin baru bercampur rasa sedih kehilangan orang yang selama ini aku kejar. Hanya permohonan maaf via telpon yang dapat aku sampaikan, dan itulah kata-kata terakhirku padanya, karena setelah itu aku putus sama sekali hubungan dengannya karena aku kehilangan HP dan aku gak ingat nomornya. Aku sengaja tidak mencari tahu tentang dia karena aku tahu, perasaan cintaku gak akan bisa hilang, karena aku mencintainya dengan cinta yang tulus, cuman gak jodoh aja kali ya.. Saat ini aku hidup bersama istriku yang aku cintai, keluargaku sangat harmonis, aku di karuniai dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Aku gak tau rahasia jodoh, dari pertemuan ku yang singkat bersama Imala ternyata membawa kebahagiaan hingga saat ini. Itulah suatu rahasia yang kita gak pernah tau, Alloh selalu memberikan yang terbaik bagi kita, aku gak nyesel telah menikah dengan Imala, tapi yang aku sesalkan kenapa dulu aku membagi cinta, kenapa aku gak fokus aja kepada satu orang, aku telah menyakitai hati wanita, entah bagaimana caranya aku meminta maaf pada Jumyati. Aku berdoa semoga dia mendapatkan jodoh yang jauh lebih baik dariku, semoga kebahagiaan selalu menyertainya, sebagaimana kebahagiaan menyertaiku bersama istri dan anak-anakku.
 
Make a Free Website with Yola.